Kegiatan yang digagas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi ini dalam mendorong ketahanan pangan dengan melibatkan unsur kelompok tani dan Asosiasi Pekarangan Pangan Lestari (Appari). Selain Wali Kota, hadir pula Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi, dan pimpinan Bank bjb Sukabumi Asep Gunawan.
'' Momen ini digelar di tengah informasi ada 120 hektare lahan pertanian terancam gagal panen dan kini dilakukan percepatan penanganan irigasi yang bermasalah, sehingga tidak meluas gagal panen,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Ia mengatakan pada kondisi tidak gagal panen juga lahan pertanian di kota hanya memenuhi 30 persen kebutuhan dan sisanya dari luar.
Bayangkan ketika terjadi gagal panen akan lebih tergantung pada wilayah lain. Fahmi menekankan, adanya tiga pilar ketahanan pangan yakni ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan.
Ketiganya harus dipersiapkan sejak dini. Sehingga Kota Sukabumi tetap mempertahankan lahan sawah yang dilindungi (LSD) dan LP2B. Meskipun ada mindset perkotaan wilayah penyangga, namun Sukabumi tetap mempertahankan sawah.
Hal ini kata Fahmi, karena tidak ada ketahanan pangan tanpa keamanan pangan. Ke depan, tugas para kelompok tani, Appari, KTNA, KWT dan tugas pemerintah menghadirkan keamaan pangan dalam kedaulatan pangan.
Sebab terang Fahmi, pertempuran ke depan terkait kedaulatan pangan, sehingga tidak dijajah.
Telebih lanjut Fahmi, dampak pangan tidak aman dari dat yang ada menyebabkan sekitar 1,6 juta orang sakit per hari dan 200 jenis penyakit yang muncul karena pangan tidak aman. Keamanan pangan sendiri merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Keberadaan KWT dan Appari serta kelompok tani hadirkan pangan dan sehat demi ketahanan pangan. Kondisi keamanan pangan saat ini ditandai dengan rendahnya produksi masih rendah.
Misalnya Sukabumu hanya bisa siapkan 30 persen lahan terbatas dan produksi masih rendah. Solusinya dengan IP 400 bisa panen sebanyak empat kali dalam setahun.
Tantangan lainnya tutur Fahmi, tuntutan keamanan produk, warga
berharap keamanan produk pangan. Selain itu penggunaan pestisida yang aman dan mencegah kasus ketidakamanan pangan.
'' Mari sama-sama bersinergi mewujudkan keamanan pangan melalui simpul koordinasi dan sinergi pentahelix,'' ungkap Fahmi.
Posting Komentar
Posting Komentar