Program pengembangan kapasitas daya saing kepemudaan ini dibuka langsung Wali Kota Sukabumi Achmad dan didampingi Kepala Disporapar Kota Sukabumi Tejo Condro Nugroho. '' Kegiatan ini angkatan kedua sebagai salah satu wujud lakukan pembinaan dan ekplore kemampuan berbasiskan anggaran dari pemerintah pusat,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Yakni dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Ia mengatakan ke depan generasi muda akan menghadapi tiga hal yakni Ekonomi digital, ekonomi kreatif, dan ekonomi hijau.
Pertama ekonomi digital, hari ini tidak bisa lepas dari digitalisasi yakni penggunaan teknologi. Kedua ekonomi kreatif yakni Sinematografi bagian Subsektor ekonomi kreatif yang bertahan di era pandemi adalah ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif dengan jadi sutradara, penulis muda, penulis naskah dan editor muda film. Terakhir ekonomi hijau harus ditumbuhkan. Pemerintah mendorong kendaraan hybrid dan listrik dan membuka ruang terbuka hijau.
Fahmi juga menekankan, peran penting film di era kemajuan teknologi informasi yakni hiburan, inspirasi, dan wirausaha. Sehingga film menyimpan peluang bisnis yang potensial.
Fahmi mengatakan, penonton film di bioskop mulai meningkat pasca pandemi 2022 dan 2023. Kini, industri film diminati tidak hanya di bioskop tapi di media lain.
Dalam momen ini ada tiga hal pelatihan yakni pertama pra produksi, produksi dan pasca produksi. '' Pelatihan sinematografi ini membedah naskah film, syutikg, editing, proses produksi mulai pra dan pasca produksi,'' ungkap Fahmi. Mari buat bangga dan membahagiakan warga dengan bangkitkan potensi pemuda.
Kepala Bidang Kepemudaaan Disporapar Kota Sukabumi Sulaeman mengatakan, pelatihan ini upaya mengembangkan bakat dan minat generasj muda dalam perfilman. Kelanjutan keberhasilan sinematografi angkatan pertama lalu.
Dengan melihat potensi besar generasi muda yang kreatif diharapkan memberikan pemahaman teknik sinematografi dan produksi dan pascaproduksi. Saat ini terjadi pergeseran film jadi media utama dan banyak pemuda berkontribhsi dalam karya audio visial pembuat konten dan dibalik layar.
L
Pelatihan ini kata Sulaeman jadi wadah aspek tekhnik dan artistik mendukung ekonomi kreatif seni budata lokal. Selain itu membangun jaringan sesama pecinta dan pembuatan industri film.
'' Mendapatkan pengalaman dan penigkatan skill jadi wirausaha muda di bidang sinematografi,'' cetus Sulaeman. Peserta kegiatan anggota komunitas, pelajar dan mahasiswa miliki minat sinematografi usia 16-30 tahun sebanyak 30 orang.
Posting Komentar
Posting Komentar